BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sifat-sifat meter listrik ini kita akan
mengetahui hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah
rangkaian dan kita dapat mengetahui perbandingan antara rangkaian paralel dan
rangkaian seri. Di dalam sifat-sifat meter listrik ini juga dapat mengetahui
hukum ohm dan penggunaan ohmmeter. Hukum ohm adalah Jika suatu arus listrik
melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-laras
dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tersebut.
Sumber ggl berupa baterai atau
generator. Konduktor berupa kawat yang memberikan resistansi rendah pada arus.
Resistor beban mewakili sebarang alat yang menggunakan energy listrik. Alat
pengendalian dapat berupa saklar atau alat pelindung seperti sekring, pemutus
arus dan lain-lain. Komponen tahanan atau rangkaian yang sedang dalam
pengukuran, dapat diukur dengan cara dibandingkan.pada rangkain yang akn diuji,
perlu dilengkapi sunber tegangan yang tetap, walaupun pada ohm-meternya sendiri
sudah dilengkapi dengan sumber tegangan. Pada umumnya, ohm-meter dapat
dihubungkan dalam dua bentuk sanbungan yaitu ohm-meter dengan sambungan seri
dan yang kedua ohm-meter dengan sambungan paralel.Pada umumnya sebuah ohm-meter
mempunyai lebih dari satu batas ukur
Penting : suatu rangkaian lengkap atau rangkaian
tertutup adalah jalur tak terputus untuk arus, dari sumber ggl, mengalir
melalui beban, dan kembali ke sumbernya, suatu rangkaian disebut rangkaian
terbuka jika tidak terdapat jalur tertutup bagi arus untuk dapat kembali ke
sumbernya. Simbol ground (tanah) sering digunakan untuk menunjukkan bahwa
sejumlah kawat dihubungkan dengan titik sekutu dalam suatu rangkaian.
Resistansi adalah perlawanan terhadap aliaran arus. Sebuah resistor adalah
komponen yang nilai perlawanannya terhadap arus telah diketahui. Resistansi
diukur dalam ohm. suatu rangkaian lengkap atau rangkaian tertutup adalah jalur
tak terputus untuk arus, dari sumber ggl, mengalir melalui beban,
1.2
Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui hukum
Ohm.
2. Untuk mengetahui hubungan
antara tegangan dan kuat arus yng mengalir dalam sebuah rangkaian.
- Untuk mengetahui perbandingan antara rangkaian paralel dan rangkaian seri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian
listrik (Inggris: electrical
circuit) adalah sambungan dari bermacam-macam elemen listrik pasif seperti resistor, kapasitor, induktor, transformator, sumber
tegangan, sumber arus, dan saklar (switch). Istilah sirkuit listrik sedikit
dibedakan dari jaringan listrik
(electrical network atau electrical distribution network), di mana jaringan listrik membahas penggunaan
sirkuit listrik dalam skop yang lebih luas seperti dalam jaringan distribusi pembangkit
listrik dari generator pembangkit sampai pada
pelanggan listrik di masing-masing rumah. Sebetulnya kedua macam rangkaian ini
menggunakan prinsip dasar yang sama, hanya dalam jaringan listrik dibahas
mengenai jalur transmisi yaitu mengenai
sifat kabel pada frekuensi tinggi. Sirkuit
listrik ini sering dibahas dan dianalisis dalam tiga macam respons (tanggap waktu): respons-nya terhadap arus atau
tegangan DC (Direct Current, atau arus batrei misalnya), respons-nya terhadap
arus atau tegangan AC (Alternating Current, seperti arus PLN misalnya), dan
respons-nya terhadap waktu transien. Listrik arus DC sering dikenal juga
sebagai listrik
arus searah, dan listrik arus AC diartikan juga sebagai listrik
arus bolak-balik
Marilah kita ukur arus i dan menggambarkannya
terhadap V. Garis lurus yang dihasilkan berarti bahwa hambatan penghantar ini
adalah sama tak perduli berapapun tegangan yang dipakaikan yang kita gunakan
untuk mengukur arus tersebut. Hasil penting ini, yang berlaku untuk
penghantar-pengahntar logam, dikenal sebagai hukum Ohm (ohm’s Law). Kita
menganggap bahwa temperatur penghantar
pada pokoknya adalah konstan selama seluruh pengukuran.
Kita menekankan bahwa hubungan V =iR bukanlah
merupakan sebuah pernyataan hukum ohm. Sebuah penghantar menuruti hukum ini
hanya jika kurva V-i-nya adalah linier, yakni , jika R tak tergantung dari V
dan i. Hubungan R = V/i tetap sebagai definisi umum dari hambatan sebuah
penghantar tak peduli apakah penghantar tersebut memnuhi hukum ohm atau tidak.
Seperti
yang telah kita katakan dahulu, bahwa hukum Ohm bukanlah merupakan sebuah hukum
fundamental dari keelekektromagnetan karena hukum tersebuat bergantung pada
sifat-sifat medium penghantar. Bentuk hukum tersebuat adalah sangat sederhana,
dan adalah merupakan hal yang aneh bahwa banyak penghantar yang menuruti hukum
tersebut dengan baik, sedangkan penghantar-penghantar yang lain tidak menuruti
hukum tersebut sama sekali. Di dalam sebuah logam maka elektron-elektron
valensi tidak terikat ke atom-atom individu tetapi bebas bergerak di dlam
kisi-kisi dan dinamakan elektron-elektron konduksi. Di dalam tembaga ada sebuah
elektron
seperti itu per atom, dan ke 28 elektron yang
lainnya tetap terikat ke inti tembaga untuk membentuk
teras ion.
Elektron-elektron
terus-menerus bertumbukan dengan inti-inti ion penghantar, yakni
elektron-elektron berinteraksi dengan kisi-kisi, dan seringkali mengalami
perubahan laju dan perubahan arah secara tiba-tiba. Tumbukan-tumbukan ini
mengingatkan kita akan tumbukan-tumbukan molekul gas yang dibatasi di dalam
sebuah wadah. Seperti halnya di dalam kasus tumbukan molekul, maka kita dapat
menjelaskan tumbukan elektronkisi-kisi dengan menggunakan lintasan bebas
rata-rata λ, di mana λ adalah jarak rata-rata yang ditempuh elektron di antara
tumbukan-tumbukan. Bila kita memakaikan sebuah medan listrik kepada sebuah
logam, maka elektron-elektron akan mengubah gerakannya yang sembarang sedemikan
rupa sehingga elektron-elektron tersebuat akan hanyut (menyimpang) secara
lambat-lambat, di dalam arah yang berlawanan dengan arah medan, dengan laju
penyimpangan rata-rata sebesar Vd.
(Halliday, 1984)
Bahan konduktor yang baik adalah bahan yang mudah mengalirkan arus
listrik, umumnya terdiri dari logam dan air. Kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya harga konduktivitas
listrik atau daya hantar listrik bahan tersebut. Kebalikkan dari harga
konduktivitas listrik suatu bahan adalah resistivitas atau hambatan jenis,
dengan simbol
(rho). Bahan konduktor memiliki resistivitas
yang rendah
- - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - -(1)
Untuk bahan konduktor, resistivitasnya berbanding
lurus dengan suhu. Tetapi pada suhu mendekati titik nol absolut ( 0 K ),
resisvitivitasnya bahan konduktor juga mendekati nol. Kemiringan (slope) dari
hubungan linear ini ditunjukkan oleh koefisien suhu hambatan listrik dari bahan
bersangkutan. Koefisien suhu hambatan listrik bahan konduktor (logam) nilainya
adalah positif, sehingga logam-logam pada umumnya dinamakan jenis PTC (Positive
Temperature Coefficient of Resistivity). Hubungan resistivitas
dengan suhu absolut T ditunjukkan oleh
persamaan dibawah ini
- - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - (2)
Dimana
:
= resistivitas pada suhu T ( Kelvin)
= resistivitas pada suhu T ( Kelvin)
= resistivitas pada suhu referensi (biasanya
atau 293,16 K)
= suhu referensi
= koefisien suhu hambatan listrik.Kemampuan bahan untuk menahan arus listrik yang mengalir melalui
penampang bahan ditunjukkan oleh harga
hambatan listriknya, dengan simbol R
Dengan persamaaan:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (3)
Dimana
R = hambatan listrik (Ohm)
= resistivitas ( Ohm . m)
L = panjang
(m)
A
= luas penampang bahan (
)
Arus listrik (I)
didefenisikan sebagai kecepata aliran muatan listrik positif
,
sehingga uraian secara
mikroskopisnya adalah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - (4)
Dimana
= jumlah muatan listrik negatif atau jumlah
electron bebas per satuan volume,
= muatan electron = -1,602
C
= kecepatan aliran muatan = kecepatan
perpindahan (drift velocity) (m/s),
= luas penampang aliran
)
Satuan untuk besaran arus listrik, didalam system SI skala besar (MKS)
adalah Coulomb per sekon atau Ampere (dengan symbol satuan A).
Kecepatan perpindahan v (atau
) arahnya berlawanan dengan
arah vector intensitas medan listrik E, karena meskipun arus listrik
didefenisikan sebagai kecepatan aliran muatan listrik ositif atau kecepatan
aliran proton-proton per satuan waktu, tetapi yang sebenarnya mengalir adalah
electron. Jika ada n buah electron per satuan volume per satuan waktu bergerak
dari kiri ke kanan maka hal ini didefenisikan sebagai n buah muatan proton per
satuan volume per satuan waktu bergerak dari kanan ke kiri. Hubungan antara
kecepatan perpindahan v dengan intensitas medan listrik E adalah
- - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -(5)
Dimana
= mobilitas muatan electron
dinyatakan dalam satuan
,
E = intensitas medan listrik dinyatakan
didalam satuan V/m
Kerapatan arus J atau arus per satuan luas penampang aliran:
atau
- - - - - -
- - - - - - - (6)
- - - - - - - - - - - - - (7)
Dimana n = jumlah
muatan negative per satuan volume
=
= -1,602
= kecepatan muatan listrik negative
=
= konduktivitas listrik (Oh
)
Persamaan (3) dinamakan hukum Ohm instrinsik. Dari hukum Ohm instrinsik
ini dapat diturunkan hukum Ohm
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (8)
Di mana R =
= hambatan listrik (Ohm), L = panjang
konduktor
A = luas penampang konduktor (
)
dinamakan hokum Ohm, dimana besaran
adalah konduktansi listrik bila diberi beda
potensial V, maka konduktansi itu akan menghasilkan arus listrik I sebagai
responsnya. Jika didalam suatu ruangan
tertutup terdapat muatan listrik Q dan muatan ini mengalir keluar, maka
kecepatan penguragan muatan Q dinamakan arus listrik I.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -(9)
Efek santir atau
efek bayangan yaitu fenomena dimana terdapat muatan listrik sembarang (muatan
titik; muatan garis, atau muatan bidang) yang dihadapkan dengan pelat datar
konduktor akan dapat dipandang sama dengan atau analog dengan muatan tersebut
beserta bayangannya. Dalam hal ini pelat datar konduktor dipandangseolah-olah
cermin datar yang menghasilkan bayangan muatan itu. Berikut ini diberikan
beberapa contoh yang menggambarkan pengertian dari efek bayangan. Rangkaian Seri
adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian Paralel adalah
salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di
mana semua dipandangseolah-olah cermin datar yang menghasilkan bayangan muatan itu
input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. (Effendi,2007)
Hukum Ohm umumnya disertai dengan resistensi misalnya, ketahanan gesekan
antara benda dan resistansi internal atau viskositas di aliran fluida. Ketika
ada aliran biaya, ada resistensi listrik. Pada tingakat atom, oposisi ini untuk
biaya hokum mengalir atau saat muncul dari tabrakkan antara electron kisi dan
atom kisi atau ion dari bahan. Oleh karena itu, hambatan listrik (R) adalah
property material. I saat ini di konduktor secara langsung proporsional
nasional dengan perbedaan potensial atau tegangan V di Ohm konduktor yaitu bagi
banyak kondutor, khususnya logam, ada hubungan linear antara arus dan tegangan.
Dapat dituliskan dalam persamaan
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (10)
Dimana R adalah resistensi dan memiliki unit Ohm (
). Ungkapan ini dikenal sebagai Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang
berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827. Sebuah konduktor yang mematuhi hokum Ohm disebut
konduktor Ohm. Harus diingat bahwa beberapa bahan yang non-ohmik dan tidak
mengikuti hokum Ohm). Aliran gerakan
electron bersih. Namun, dengan konvensi, arah arus dalam kisi dengan situasi
diambil menjadi kearah yang positif pembawa muatan akan bergerak. Dengan
demikian, arah arus konvensional berlawanan dengan aliran elektron yang
sebenarnya atau jauh dari terminal positif dari baterai.
. Elektron
– elektron pembawa muatan mendapatkan tenaga dari sumber tegangan dan
menyerahkan tenaga itu pada saat bertumbukan dengan molekul penghantar.Tenaga
itu diubah menjadi gerak acak yang dikenal sebagai panas.Dalam suatu resistor
semua tenaga yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebagai kenaikan
suhu penghantar tersebut atau sebagai aliran panas yang meninggalkannya.
Hambatan listrik dari konduktor logam dapat dikurangi dengan
pendinginan. Anda mungkin bertanya-tanya seberapa jauh seseorang dapat pergi
dengan penurunan. Pada suhu yang sangat rendah (beberapa kelvin) bahan seperti
timbal dan merkuri pameran superkonduktivitas dan hambatan listrik menjadi
menuru. Harus diingat bahwa
beberapa bahan yang non-ohmik dan tidak mengikuti hokum Ohm). Aliran gerakan electron bersih. Namun, dengan konvensi,
arah arus dalam kisi dengan situasi diambil menjadi kearah yang positif pembawa
muatan akan bergerak. Dengan demikian, arah arus konvensional berlawanan dengan
aliran elektron yang sebenarnya atau jauh dari terminal positif dari baterai.
Perbedaan antara
konduktor, semikonduktor, dan isolator dalam hal hantaran listriknya, ternyatakan
sedangkan dalam bahan semikonduktor, pita konduksinya sdikit saja mengandung elektron, tetapi
karena jarak antara pita konduksi dan pita valensi di bawahnya tak begitu
besar, yakni hanya antara 1 sampai 5 elektron volt saja, elektron di pita
valensi mudah meloncat ke pita konduksi dan menjadi elektron bebas. Meloncatnya
elektron dari pita valensi ke pita konduksi di antaranya oleh pemanasan. Makin
tinggi suhu badan, makin bergetar atom-atomnya sehingga makin (Wilson,1987)
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Peralatan
dan Bahan
3.1.1 Peralatan dan
Fungsi
1.
Basic
Electronic
Fungsi : Merupakan alat digital yang telah tersedia
berbagai macam rangkaian, kita
hanya tinggal
mengukur berapa besar arus dan tegangan keluarannya.
2.
Supply
Voltage
Fungsi : sebagai sumber tegangan
3.
Multimeter
digital
Fungsi : untuk mengukur besar arus dan tegangan.
4.
Kabel
penghubung
Fungsi :untuk menghubungkan supply voltage ke basic electronic
3.2 Prosedur
Percobaan
3.2.1 Rangkaian Seri
1. Diatur tegangan sebesar 5
V di supply voltage
2. Dicek tegangan dengan
multimeter
3. Dihubungkan ke basic
electronic seri
4. Diukur Vout R1 dengan
menggunakan multimeter digital
5. Dicatat hasilnya
6. Diukur Vout R2 dengan
menggunakan multimeter digital
7. Dicatat hasilnya
8. Diukur Vr dengan
menggunakan multimeter digital
9. Dicatat hasilnya
3.2.2 Rangkaian Paralel
1.
Diatur
tegangan sebesar 7 V di supply voltage
2. Dicek tegangan dengan
multimeter
3. Dihubungkan ke basic
electronic paralel
4. Diukur Vout R1 dengan
menggunakan multimeter digital
5. Dicatat hasilnya
6. Diukur Vout R2 dengan
menggunakan multimeter digital
7. Dicatat hasilnya
8. Diukur Vr dengan
menggunakan multimeter digital
9. Dicatat hasilnya
3.3 Skema
Rangkaian
·
Rangkaian
Seri
·
Rangkaian
Paralel
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Rustam.2007.MEDAN
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN.Jakarta:Erlangga.
Halaman : 63-66
Halliday, David.1984.fisika.Edisi
ke 3.Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Halaman
: 193-199
Wilson,Jerry
D.1987.1962.TECHNICAL COLLEGE PHYSICS.Second Edition.
New York:United States of America.
Halaman : 394 - 399
Medan, 25 November 2015
Asisten, Praktikan,
(Franki L.A Sitinjak) (Reggy
Zurcher)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Data
Percobaan
1.
Rangkaian Seri
VIn = 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
VR1
|
VR2
|
Vtot
|
1
|
5V
|
10 Ω
|
20 Ω
|
1,65 V
|
3,32V
|
5,71V
|
2.
Rangkaian Paralel
VIn
= 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
IR1
|
IR2
|
Itot
|
1
|
8V
|
50 Ω
|
100 Ω
|
0,16 A
|
0,08A
|
0,24A
|
Medan,
29 Oktober 2014
Asisten,
Praktikan,
( Franki L.A.Sitinjak )
( Mia Debora Manullang)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Data
Percobaan
1.
Rangkaian Seri
VIn = 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
VR1
|
VR2
|
Vtot
|
1
|
5V
|
10 Ω
|
20 Ω
|
1,65 V
|
3,32V
|
5,71V
|
2.
Rangkaian Paralel
VIn
= 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
IR1
|
IR2
|
Itot
|
1
|
8V
|
50 Ω
|
100 Ω
|
0,16 A
|
0,08A
|
0,24A
|
Medan,
29 Oktober 2014
Asisten,
Praktikan,
( Franki L.A.Sitinjak )
( Khairul Ilham)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Data
Percobaan
1.
Rangkaian Seri
VIn = 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
VR1
|
VR2
|
Vtot
|
1
|
5V
|
10 Ω
|
20 Ω
|
1,65 V
|
3,32V
|
5,71V
|
2.
Rangkaian Paralel
VIn
= 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
IR1
|
IR2
|
Itot
|
1
|
8V
|
50 Ω
|
100 Ω
|
0,16 A
|
0,08A
|
0,24A
|
Medan,
29 Oktober 2014
Asisten,
Praktikan,
( Franki L.A.Sitinjak )
( Sri Amirah)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Data
Percobaan
1.
Rangkaian Seri
VIn = 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
VR1
|
VR2
|
Vtot
|
1
|
5V
|
10 Ω
|
20 Ω
|
1,65 V
|
3,32V
|
5,71V
|
2.
Rangkaian Paralel
VIn
= 14,08 V
No
|
Vin
|
R1
|
R2
|
IR1
|
IR2
|
Itot
|
1
|
8V
|
50 Ω
|
100 Ω
|
0,16 A
|
0,08A
|
0,24A
|
Medan,
29 Oktober 2014
Asisten,
Praktikan,
( Franki L.A.Sitinjak )
( Romauli Simanullang)
4.2. Analisa Data
1. Menghitung Vout
·
Pada
Rangkaian Seri
Vin = 5 V
R1= 10
R2= 20
§ Vout R1
=
=
= 1,66 V
§ Vout R2
=
=
= 3,33 V
·
Pada
Rangkaian Paralel
Vin = 8 V
R1 = 50
R2 = 100
Iin =
§ I1 =
=
= 0,16 A
Vout
R1 = I1
R1
=
0,16 A
50
= 8 V
§ I2 =
=
=
0,08 A
Vout
R2 = I2
R2
= 0,08 A
100
= 8 V
2. Menghitung % Deviasi
%D
=
·
%
Deviasi Pada Rangkaian Seri
% Deviasi VR1
=
= 0,6 %
% Deviasi VR2
=
=
0,3 %
·
%
Deviasi Pada Rangkaian Paralel
% Deviasi I R1
=
= 0 %
% Deviasi I R2
=
= 0 %
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.Berdasarkan praktikum yang
sudah dilakukan, maka didapat rumus dari
hukum ohm
Atau V = I R.
Dari rumus diatas, dapat
diketahui: (a). Bila hambatan tetap, arus dalam setiap rangkaian adalah
berbanding langsung dengan tegangan. Bila tegangan bertambah, maka arus pun
bertambah. Dan bila tegangan berkurang maka arus pun berkurang. (b). Bila tegangan
tetap, maka arus dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik terhadap
rangkaian itu. Bila hambatan bertambah, maka arus berkurang dan bila
hambatan berkurang maka arus bertambah.
2. Suatu perubahan arus dapat dilakukan dengan
mengubah tegangan maupun resistansi
pada rangkaiannya. Penambahan
tegangan akan memperbesar arus. Karenanya, tegangan dan arus berbanding
langsung satu sama lain. Kedua pernyataan tersebut dapat diringkaskan dalam
suatu pernyataan yang dikenal sebagai hukum Ohm: Arus berubah secara langsung
sesuai dengan tegangannya dan berubah secara terbalik sesuai dengan
resistansinya.
3. Perbandingan antara rangkaian seri
dan paralel yaitu :
A. Rangkaian Seri
Tiga
resistor dengan tahanan R1,R2,danR3 yang
dihubungkan sebagai rangkaian seri. Tiap muatan yang melalui R1 akan
melalui R2 dan R3, sehingga arus i yang melalui R1,R2,R3
haruslah sama karena muatan tak dapat berubah jumlahnya. Rangkaian ketiga
resistor tersebut akan diganti dengan satu resistor tanpa mengubah keadaan
(baik arus maupun tegangan). Pada rangkaian seri, hambatan total yang
dihasilkan lebih besar, sehingga arus yang mengalir makin kecil.
Hambatan total dari rangkaian seri yaitu:
Rtotal = R1 +R2
+ R3 + R4 + R5
B. Rangkaian Paralel
Tiga resistor R1,R2,R3
dihubungkan paralel. Arus yang melalui tiap resistor dalam rangkaian
tersebut, pada umumnya berbeda, tetapi
beda beda potensial pada ujung-ujung resistor haruslah sama.
Seper hambatan total pada rangkaian paralel untuk tiga resistor adalah :
Dari
persamaan, di dapat bahwa tahanan total rangkaian resistor terhubung
yang dihubungkan paralel selalu lebih kecil daripada
masing-masing tahanan resistor yang paralel tersebut.
5.2 Saran
1.
Sebaiknya Praktikan
mengetahui cara merangkai rangkaain seri dan paralel
2.
Sebaiknya Praktikan
teliti dalam membaca hasil dari alat ukur multimeter digital.
3.
Sebaiknya Praktikan
mempelajari meteri dan referensi yang berkaitan dengan sifat-sifat meter Listrik
4.
Sebaiknya Praktikan
berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum.
3.1 Gambar Percobaan
1. Rangkaian Seri
- Rangkaian Paralel
Komentar
Posting Komentar