BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Viskositas
merupakan gesekan antara satu lapisan dengan lapisan lain dengan atau di lam
fluida. Setiap cairan memiliki gaya gesek fluida yang berbeda-beda. Di dalam
viskositas sangat dipengaruhi oleh kecepatan benda yang sedang
diteliti.Viskositas sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada
industri-industri kimia.
Gaya gesek fluida (disebut juga gaya gesek Newton)
yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan. Cairan dalam hal ini
disebut cairan Newton. Koefisien viskositas cairan pun dipengaruhi oleh suhu,
karena semakin tinggi suhu, semakin kecil koefisien viskositas zat cair
tersebut. Viskositas dihasilkan dari perpindahan momentum dari satu lapisan
fluida yang bergerak ke lapisan lain .Setiap cairan memiliki gaya gesek fluida
yang berbeda.
Dalam
dunia keteknikkimiaan, viskositas suatu bahan fluida memiliki peran yang
penting.Terutama pada industri-industri kimia yang banyak menggunakan material
cair, dimana perlu adanya pengatur kecepatan material tersebut dapat
mengalir.Aliran suatu material cair (yang digunakan untuk menghasilkan
produk) dan kecepatan aliran tersebut sangat dipengaruhi oleh viskositas, oleh
karena itu percobaan ini menjadi penting untuk dilakukan. Praktikan diharapkan dapat memahami dengan
baik serta mengaplikasikan prinsip dari percobaan ini pada saat bekerja
di bidang industri nantinya.
Pada dasarnya dalam praktikum viskositas ini mahasiswa
dituntut untuk bisa membedakan kecepatan viskositas yang dilakukan untuk
mengukur seberapa kental dan bedanya antara minyak dengan oli. Tekanan udara di
ukur dengan menggunakan alat yang diberi namabarometer. Barometer yang pertama kali dibuat adalah barometer air
raksa, buatan Torricelli. Alat ukur tekanan yang lain adalah manometer air
raksa.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kekentalan suatu cairan sampel
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kekentalan cairan
3. Untuk mengetahui aplikasi dari viskosimeter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan
kekentalan suatu cairan ataufluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat
mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir
cepat seperti air, alkohol, dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan
cairan yang mengalir secara lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu
mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain gesekan antara
bagian-bagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang
lain.
Hambatan
atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.
Sedangkan viskositas gas ditimbulkan oleh peistiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas. Dalam fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada
kekentalan yang menghambat lapisan-lapisan cairan ketika bergeser satu diatas
lainnya. Dalam suatu pipa dengan luas penampang yang sama, setiap lapisan
bergerak dengan kecepatan yang sama. Pada fluida kental, antara lapisan-lapisan
cairan mengalami gesekan, sehingga kecepatan aliran tidak seluruhnya sama. Gaya
tahan lapisan cairan terhadap lapisan lainnya dapat dipandang pada fluida diantara
dua plat sejajar. Besarnya gaya F ternyata sebanding dengan luas permukaan
bidang yang bergerak (A) dan kecepatan aliran (v), tetapi berbanding terbalik
dengan jarak kedua lapisan bidang (z).
Hubungan tersebut dirumuskan :
F =
( 2.1)
Dimana
adalah
tetapan kesebandingan yang dinamakan koefisien
viskositas (sering hanya disebut viskositas).satuan SI untuk viskositas
adalah N s/m2 = Pa s (pascal
sekon). Sedangkan menurut sistem cgs satuan viskositas adalah poise (1poise = 0,1 Pa s) yang setara
dengan dyne s/cm2. Suatu cairan mempunyai viskositas absolut atau
dinamik 1 poise, bila gaya 1 dyne
diperlukan untuk menggerakkan bidang seluas 1 cm2 pada kecepatan 1
cm/detik terhadap permukaan bidang datar sejauh 1cm. Viskositas sering juga
dinyatakan dalam sentipoise (1 poise = 100 cP). Suatu fluida tidak kental tidak bisa mengalir melalui pipa
yang bertingkat tanpa adanya gaya yang diberikan. Pada fluida kental (viskos)
diperlukan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa untuk menjaga
kesinambungan aliran, apaka aliran atau oli pada pipa atau darah pada sistem
sirkulasi manusia. Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui
penampang melintang berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l,
selain ditentukan oleh beda tekanan (
pada kedua ujung yangmemberikan gaya pengaliran
juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan
terebut dirumuskan oleh Poiseuille
yang dikenal dengan hukum Poiseuillesebagai
:
Q =
atau
=
(2.2)
Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang
melewati pipa persatuan waktu t dinyatakan dalam satuan SI m3/s).
Persamaan diatas memperlihatkan bahwa Q berbanding terbalik dengan viskositas
cairan. Makin besar viskositas, hambatan aliran juga semakin besar sehingga Q
menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan gradien tekanan
dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti
bahwa jika r diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan dibutuhkan 16
kali lebih besar tekanan untuk memompa cairan lewat pipa pada kecepatan aliran
volume semula. Hubungan yang menarik dari ketergantungan r4 ini
adalah aliran darah dalam tubuh manusia.
Tubuh manusia mengendalikan aliran darah dengan pita-pita kecil
otot yang mengelilingi arteri. Jika diameter pembulu arteri berkurang; misalnya
sebagai akibat arteriosclerosis (pengerasan
arteri) dan tertumpuknya kolesterol, maka kecepatan aliran volume darah sangat
berkurang sehingga akan menaikkan tekanan darah atau menambah regangan jantung
untuk mempertahankan kecepatan aliran darah yang sama. Timbulnya penyakit darah
tinggi merupakan indikasi bahwa jantung bekeja lebih keras dan kecepatan aliran
darah diperkecil. Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam
medium fluida kental, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang
diakibatkan oleh gaya gesekan fluida. Gaya gesek tersebut sebanding dengan
kecepatan relatif gerak benda terhadap medium dan viskositasnya.
Besarnya gaya gesekan fluida telah
dirumuskan sebelumnya sebagai:
F =
atau F
=
v = k
v (2.3)
Dimana k adalah
koefisien yang besarnya bergantung bentuk geometrik benda. Dari hasil
percobaan, untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r diperoleh k = 6
r. Dengan memasukkan nilai k diperoleh :
F = 6
r
v (2.4)
Persamaan ini dinyatakan pertama kali oleh Sir George Stolkes
(1895), yang kemudian dikenal dengan hukum stokes. Bila gaya F diterapkan pada
partikel berbentuk bola dalam larutan, maka stokes menunjukkan bahwa untuk
aliran laminar berlaku :
f = 6
r
(2.5)
dimana
f adalah koefisien gesek dari partikel.
Viskometer Ostwald, metode ini ditentukan
berdasarkan hukum poiseuille menggunakan alat Viskometer Ostwald. Penetapannya
dilakukan dengan jalan mengukur waktu diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam
pipa kapiler dari a ke b. sejumlah cairan yang akan diukur viskositasnya
dimasukkan ke dalam viskosimeter yang diletakkan pada termostat. Cairan
kemudian diisap dengan pompa kedalam bola C sampai di atas tanda a. Cairan
dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yangdiperlukan dari ake b dicatat
menggunakan stopwatch.
Viskometer Bola Jatuh, viskositas cairan dapat ditentukan dengan
metode bola jatuh berdasarkan hukum Stokes. Penetapannya diperlukan bola
kelereng dari logam dan alat gelas silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan
rapatan d dan jari-jari r dijatuhkan ke dalam tabung berisi cairan yang akan
ditentukan viskositasnya. Waktu yang diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan
dengan tinggi tertentu kemudian dicatat dengan stopwatch. Sewaktu bola jatuh
bebas dalam fluida kental kecepatannya makin membesar. Selama geraknya, pada
bola bekerja gaya berat yang menyebabkan bola mengendap.
Besarnya gaya tersebut sama dengan massa efektifnya kali
percepatan gravitasi. Massa efektif adalah massa bola dikurangi massa fluida
yang dipindahkan.Setiap fluida mempunyai viskositas yang berbeda-beda yang
harganya bergantung pada jenis cairan dan suhu. Cairan mempunyai viskositas
lebih besar daripada gas, karena mempunyai gaya gesek untuk mengalir lebih
besar. Pada kebanyakan cairan viskositasnya turun dengan naiknya suhu. Menurut
‘teori lubang’ terdapat kekosongan dalam cairan dan molekul bergerak secara
kontinyu kedalam kekosongan ini, sehingga kekosongan akan bergerak keliling.
Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi karena ada energi
pengaktifan yang harus dipunyai suatu molekul agar dapat bergerak kedalam
kekosongan. Energi pengaktifan lebih mungkin terdapat pada suhu yang lebih
tinggi dan dengan demikian cairan lebih mudah mengalir. Viskositas cairan naik
dengan bertambahnya tekanan. Hal ini disebabkan jumlah lubang berkurang,
sehingga bagi molekul lebih sukar untuk bergerak keliling satu terhadap yang
lain. Kebalikan dari cairan, maka viskositas gas bertambah jika suhu naik.
Viskositas gas ideal tidak bergantung pada tekanan. Untuk larutan viskositasnya
bergantung pada konsentrasi atau kepekatan larutan. Umumnya larutan yang
konsentrasinya tinggi, viskositasnya juga tinggi. Sebaliknya larutan yang
konsentrasinya rendah viskositasnya juga rendah. Hubungan viskositas atau
kekentalan dengan konsentrasi ini penting, karena dapat digunakan untuk
mengetahui konsentrasi sel darah. Pada darah normal kekentalan sebesar 3,5 kali
air. Bila konsentrasi darah 1,5 dari darah normal, kekentalan menjadi dua kali
dan bila konsentrasi darah meningkat mencapai 70 kali diatas normal, maka
kekentalan darah mencapai 20 kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah
pada penderita anemia adalah cepat, oleh karena konsentrasi sel darah merah
sangat rendah atau viskositasnya turun. Sebaliknya pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah
meningkat), aliran darah sangat lambat karena viskositasnya naik. (Yazid,2005)
Sebuah
Fenomena aliran yang ketiga yang memegang untuk gas-gas (dan untuk cairan pada
umumnya) yaitu viskositas atau pergesekan disebelah dalam. Hal itu diasosiasikan
dengan arus bersama yang membawa momentum dari satu daerah cairan ke daerah
lainnya.
Pertimbangan sebuah cairan dimana adanya
penambahan pergolakan tekanan darimolekul-molekul, sebuah pergerakan secara
bersamaan atau arus yang bersamaan dari dalam cairan tersebut. Statistika fluida, fluida adalah suatu zat
yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi
seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas atau
terpitch, mengalir begitu lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk
interval-interval waktu yang biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan
benda-benda tersebut.
Plasma, yang merupakan gas yang sangat
terionisasi tidak cocok untuk digolongkan ke dalam salah satu dari kategori
ini; plasma tersebut seringkali dinamakan “keadaan keempat dari materi” untuk
membedakannya dari keadaan padat, keadaan cair, dan keadaan gas. Malah
perbedaan diantara suatu cairan ddan suatu gas tidaklah jelas karena, dengan
mengubah tekanan dan temperature secara tepat, maka kita mungkin mengubah suatu
cairan ( air, misalnya) menjadi suatu gas ( uap, misalnya) tanpa munculnya
suatu meniskus dan tanpa mendidih; massa jenis viskositas berubah secara
kontinu diseluruh proses tersebut. Akan tetapi, di dalam buku pelajaran
ini,seperti gelas atau terpitch, mengalir begitu lambat sehingga berperilaku
seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita akan
mendefiniskan suatu fluida seperti yang biasanya dimengerti dan kita hanya
berminat mempelajari sifat-sifat fluida yang dihubungkan dengan kemampuan
fluida tersebut untuk mengalir. Maka, hukum-hukum dasar yang sama akan
mengontrol sifat statika dan sifat dinamika cairan dan gas kendatipun ada
perbedaan-perbedaan di antara cairan dan gas yang akan kita amati pada
tekanan-tekanan biasa.
kita telah merumuskan mekanika benda
tegar,yang di modifikasi oleh hukum-hukum elastisitas untuk benda-benda yang
tidak dapat dianggap tegar sempurna. Karna fluida mengubah bentuknya dengan
mudah dan di dalam kasus mengenai gas tersebut, maka kita harus mengembangkan
cara-cara baru untuk memecahkan soal-soal mekanika fluida.
Pemakaian mekanika kepada medium kontinu, baik benda
padat maupun benda fluida, adalah didasarkan pada hukum-hukum gerak Nsewton yng
di gabungkan dengan hukum-hukum gaya yang sesuai dengan. Akan tetapi, untuk
fluida, seperti halnya unntuk benda padat, maka kita akan mudah mengembangkan
perumusan-perumusan khusus hukum-hukum dasar ini, tetapi untuk suatu fluida
yang diam maka gaya permukaan harus selalu diarahkan tegak lurus kepada
permukaan. Karena suatu fluida yang diam tidak dapat menahan sebuah gaya
tengensial; lapisan-lapisan fluida tersebut akan meluncur diatas lapisan
lainnya bila fluida dipengaruhi oleh sebuah gaya seperti itu ( atau tegangan geser
) yang memberikan kemampuan karakteristik kepada fluida tersebut untuk mengubah
bentuknya.
(Alonso,1992) Tekanan timbul balik fluida dalam keadaan bergerak maupun tidak
bergerak,tetapi tegangan geser hanya timbul dalam fluida yang bergerak. Sifat
yang menimbulkan tegangan geser ini disebut viskositas (viscosity). Gaya
penghambat gerakan, yang sama dan berlawanan arah terhadap F (kalau V =
konstan), adalah hambatan-viskos.
R =
A .
(2.6)
Dalam
persamaan ini:
adalah koefisien
viskositas dinamis atau koefisien
viskositas molekularA adalah luas dari satu sisi papan
adalah
gradien kecepatan melintasi cairan; dan fluida-fluida yang berkelakuan seperti
ini disebut fluida-fluida Newtonian
yang kontras dengan fluida-fluida tidak
Newtonian yang tidak berkelakuan seperti ini. Pembuktian dari persamaan R =
A .
tidak diberikan, karena dapat difikirkan
sebagai definisi dari
.
Hal itu dapat dibuktikan secara eksperimen dengan mengukur gaya-gaya yang
diperlukan untuk menarik papan-papan dari berbagai ukuran bervariasi.
1.
Aliran viskos. Dalam berbagai masalah keteknikan
pengaruh dari viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian
diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau,
seingkali, ideal, dan
diambil
sebesar nol. Tetapi kalau istilah viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas
tidak diabaikan.
2.
Kecepatan (velocity). Dalam aliran viskos
hukum dasarnya adalah bahwa kecepatan fluida pada tepi batas harus sama dengan
kecepatan dari tepi batas itu. Sebaliknya, ada gradien kecepatan sangat kecil
disebelah tepi batas dan, karena R =
, suatu tegangan geseran tak hingga.
3.
Tegangan geser. Bahwa cairan yang tidak
bergerak tidak memiliki tegangan geser, karena kalau R adalah hambatan viskos
yang terjadi meliputi luas A, tegangan geser adalah R/A =
Dalam
cairan, dengan demikian, tegangan geser
adalah sebanding dengan kecepatan beban geser. Dapat diingat bahwa, untuk benda
padat kenyal, tegangan geser sebanding beban geser.
4.
Hambatan viskos. R =
rumus
yang sama dapat dipakai pada gerak relatif daridua silinder konsentrisdari
diameter yang hampir sama. (Dugdale,1986)
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
3.1 Peralatan Dan Bahan
3.1.1 Peralatan dan fungsi
1.
Tabung Viscosimeter
Fungsi
: Sebagai tempat sampel yang akan diuji kekentalannya
2. Neraca Analitik
Fungsi
: Untuk mengukur massa sampel dan massa gelas
3. Stopwatch
Fungsi
: Untuk mengukur waktu jatuhnya bola dalam cairan
4.
Thermometer
Fungsi : Sebagai alat pengukur suhu
5.
Beaker glass
Fungsi : Sebagai tempat untuk mengukur sampel
6.
Bola besi
Fungsi : Sebagai indikator kekentalan cairan
7.
Tissue
Fungsi : Untuk membersihkan peralatan
8.
Serbet
Fungsi : Untuk membersihkan peralatan
9.
Brus tabung
Fungsi : Untuk membersihkan tabung
10.
Pipa kapiler
Fungsi : Untuk
menghubungkan tabung visko dengan tabung tangki pemanas dan sebagai aliran
pemanas tabung visko
11.
Tangki pemanas
Fungsi : Sebagai tempat untuk memanaskan air
3.1.2
Bahan dan fungsi
1. Minyak Rem Jumbo
Fungsi : Sebagai Sampel untuk menentukan
kekentalan cairan
2.
Oli Meditran
Fungsi : Sebagai Sampel untuk menentukan
kekentalan cairan
3.2
Prosedur
1.
Disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan
2.
Dibersihkan peralatan
3.
Dirangkai semua peralatan dengan baik
4.
Ditimbang beaker glass yang kosong dengan
meggunakan neraca analitik
5.
Dituang 100 ml sampel ke dalam beaker glass
6.
Di timbang beaker glass dan sampel
7.
Di buka tabung viscositas dan karet gelasnya
8.
Dimasukkan bola besi ke dalam tabung kecil
viscosimeter
9.
Diisi air bersih pada tangki pemanas
10.
Diisi pipa kapiler pada tabung viscosimeter
dengan bahan yang telah ditentukan
11.
Dihubungkan tangki pemanas dengan tabung
viscosimeter lalu dihubungkan dengan arus PLN
12.
Diatur kontrol temperatur pada derajat
tertentu untuk memanaskan air
13.
Diputar tabung viscosimeter sebanyak 3 kali
kekiri dan kekanan bersamaan dengan stopwatch dihidupkan
14.
Dicatat waktu pada stopwatch saat bola berada
didasar (di bawah ) tabung viscosimeter
15.
Diulangi percobaan sebanyak 4 kali untuk
memperoleh t1,t2,t3, dan t4
16.
Diulangi percobaan dengan suhu Sampel Bimoli
(28
C,35º C, 40º C, 45º C).Sampel Oli Meditran (
28º C, 35
C,40º C,45º C )
17.
Dicatat hasilnya pada kertas data
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,
Marcelo & Edward J.Finn.1992.”PHYSICS”.England:Addison-Wesley Publishing
Company.
Pages 472-474
Dugdale,R.H.1986.”MEKANIKAFLUIDA”.Jakarta:Erlangga.
Halaman 21-23
Yazid,Estien.2005.”KIMIA
FISIKA UNTUK PARAMEDIS”.Yogyakarta:Penerbit ANDI.
Halaman 101-111
Medan, 04 November 2015
Asisten Praktikan
(Widya Susanti) (Abdul Floranda)
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.Data
Percobaan
Sampel
|
Suhu (T)
|
T1(detik)
|
T2(detik)
|
T3(detik)
|
T4(detik)
|
Trata-rata(detik)
|
Sampel 1
Minyak
Rem Jumbo
|
Tkamar(280)
35
40
45
|
0,80
1,53
0,93
0,30
|
0,60
1,97
0,89
0,20
|
0,20
1,49
0,70
0,15
|
0,20
1,70
0,70
0,15
|
0,45
1,61
0,79
0,20
|
Sampel 2
Oli
Meditran
|
Tkamar(280)
35
40
45
|
1,40
0,10
0,10
0,09
|
1,60
0,09
0,10
0,10
|
1,40
0,10
0,15
0,15
|
1,40
0,15
0,10
0,10
|
1,450
0,110
0,1125
0,110
|
1.
Massa Beaker Glass =
61,5 gr
2.
Massa Beaker Glass + minyak rem jumbo =
143,8 gr
3.
Massa Beaker Glass + oli meditran =
152,1 gr
4.
Massa minyak rem jumbo =
88,3 gr
5.
Massa oli meditran =
90,6 gr
Medan,
04 November 2015
Asisten
Praktikan
(Widya
Susanti ) ( Abdul
Floranda )
4.2 Analisa
Data
1. Menentukan viskositas
dari masing – masing sampel
= t (
-
) k
k
= 1,2475x10-3 m2/s2
7743 kg/m3
·
Sampel
Oli
a.
t1
rata-rata = 1,450 s
= t1
(
-
) k
= 1,450 (7743-960) 1,2475x10-3
= 12,27 Pa.s
b.
t2
rata-rata = 0,110 s
=
t2 (
-
) k
= 0,110 (7743-960) 1,2475x10-3
= 0,93 Pa.s
c.
t
3 rata-rata= 0,1125 s
=
t 3(
-
) k
= 0,1125 (7743-960) 1,2475x10-3
= 0,95 Pa.s
d.
t
4 rata-rata = 0,110 s
= t 4(
-
) k
=
0,110 (7743-770) 1,2475x10-3
=
0,93 Pa.s
·
Sampel Minyak Rem Jumbo
a.
t1
rata-rata = 0,45 s
= t1
(
-
) k
= 0,45 (7743-883) 1,2475x10-3
= 3,85 Pa.s
b.
t2
rata-rata = 1,61 s
=
t 2(
-
) k
= 1,61 (7743-883) 1,2475x10-3
= 13,7 Pa.s
c.
t3
rata-rata = 0,79 s
= t3 (
-
) k
= 0,79 (7743-883) 1,2475x10-3
= 6,76 Pa.s
d. t4 rata-rata = 0,20 s
=
t4 (
-
) k
= 0,20 (7743-883) 1,2475x10-3
= 1,71 Pa.s
2.
Menentukan kecepatan relative bola pada
masing-masing sampel
v =
(
R = 0,714 cm = 7,14 x 10-3 m
g = 9,8 m/s2
·
Sampel Oli
a.
=
(
v =
(7743-960) (9,8)
=
(6783) (9,8)
= 0,06 m/s
b.
=
(
v =
(7743-960) (9,8)
=(
) (6783)
(9,8) m/s2
= 0,80 m/s
c.
(
v =
(7743-960) (9,8)
=
(6783) (9,8) m/s2
= 0,78 m/s
d.
=
(
v =
(7743-960) (9,8)
=
(6783) (9,8) m/s2
= 0,80 m/s
·
Sampel Minyak Rem Jumbo
a.
v1 =
(
v1 =
(7743-883) (9,8)
=
(6860) (9,8)
= 0,19 m/s
b.
=
(
v2 =
(7743-883) (9,8)
=
(6860) (9,8)
= 0,05 m/s
c.
=
(
v3 =
(7743-883) (9,8)
=
(6860) (9,8)
=
0,11 m/s
d.
=
(
v4 =
(7743-883) (9,8)
=
(6860) (9,8)
= 0,42 m/s
3.
Menentukan gaya gesek untuk sampel
Fv = | -6
|
· Sampel
Oli
a.
Fv1 =
| -6
|
= | -6
(3,14)(7,14 x 10-3)(0,06)(12,27)|
= 0,099N
b.
Fv2 =
| -6
|
= | -6
(3,14)(7,14 x 10-3)(0,80)(0,93)|
= 0,100 N
c.
Fv3 =
| -6
|
=| -6
(3,14).(7,14 x 10-3).(0,78)(0,95)|
= 0,096 N
d.
Fv4 =
| -6
|
= | -6
(3,14).(7,14 x 10-3).(0,80)(0,93)|
= 0,100 N
· Sampel
Minyak Rem Jumbo
a.
Fv1 =
| -6
|
= | -6
(3,14)(7,14 x 10-3)(0,19)(3,85)|
= 0,098 N
b.
Fv2 =
| -6
|
= | -6
(3,14)(7,14 x 10-3)(0,05)(13,7)|
= 0,092 N
c.
Fv3 =
| -6
|
= | -6
(3,14).(7,14 x 10-3).(0,11)(6,76)|
= 0,100
N
d.
Fv4 =
| -6
|
= | -6
(3,14).(7,14 x 10-3).(0,42)(1,71)|
= 0,096 N
4.
Membuat grafik untuk sampel
a.
Sampel Oli
Grafik V– vs – F
Terlampir
b. Sampel Minyak Rem Jumbo
Grafik V– vs
– F
Terlampir
LAMPIRAN
GRAFIK V-vs-F untuk
SAMPEL OLI MEDITRAN
GRAFIK V-vs-F untuk
SAMPEL MINYAK REM JUMBO
GRAFIK V-vs-F untuk
SAMPEL MINYAK REM JUMBO
4.3.GAMBAR PERCOBAAN
Selanguntukmenghubungkanketabungvisco
|
Tombolpengaturtemperatur
|
Sampel
|
Nereca
|
Tabung
Viskometer
|
Bola pejal
|
Termometer
|
Pemanas
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Kekentalan suatu cairan sampel pada oli
meditran dan minyak rem jumbo terjadi perbedaan yang signifikan, dimana pada
minyak rem jumbo cairan lebih cair dan pada saat dipanaskan atau diberikan
temperature yang berbeda beda maka kecepatan bola besi untuk jatuh sampai dasar
permukaan viskosimeter waktunya lebih cepat, dan pada oli meditran cairan lebih
kental dari pada minyak rem jumbo, dan pada saat diberikan temperature yang
berbeda – beda maka kecepatan bola besi untuk sampai dasar tabung viskosimeter
jauh lebih lama dibanding dengan oli meditran, tetapi pada saat temperature (
panas) yang diberikan lebih tinggi maka kecepatan bola besi untuk sampai dasar
tabung viskosimeter lebih cepat. Dengan demikian jarak anatara molekul pada zat
cair tersebut menjadi semakin renggang dan gaya gesek pun ( viskositas )
menjadi lebih kecil.
2.
Pengaruh
suhu terhadap kekentalan suatu ialah cairan semakin
tinggi suhu menyebabkan semakin kecil viskositas larutan, karena dengan naiknya
suhu, kecenderungan zat cair untuk menguap semakin besar atau tekanan uap
larutan semakin besar. Dengan demikian jarak antara molekul pada zat cair
tersebut menjadi semakin renggang dan gaya gesek pun (viskositas) menjadi lebih
kecil. Selain itu gaya kohesi pada zat cair akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan turunnya
viskositas dan zat cair
tersebut.
3.
Aplikasi viskosimeter
adalah sering dijumpai pada pelumas mesin yang kita kenal dengan oli. Oli yang
dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena tipe mesin
kendaraan juga membutuhkan kekentalan yang berbeda pula. Sebagai pelumas mesin,
oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus
dengan cara masuk kedalam celah- celah mesin sehingga memudahkan mesin untuk
mencapai suhu kerja yang ideal
5.2 SARAN
1
Sebaiknya
untuk pratikan selanjutnya sudah bisa menggunakan stopwatch dengan baik
2
Sebaiknya
untuk pratikan selanjutnya,diharapkan lebih hati-hati terhadap alat-alat
viskositas seperti viskosimeter dibersihkan dengan baik
3
Sebaiknya
untuk pratikan selanjutnya,diharapkan menyediakan es batu
3.3 Gambar Percobaan
Komentar
Posting Komentar