BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Hukum pembiasan antarmuka sesuai
dengan inhomogeneity utama, dan atom yang membentuk itu menghamburkan cahaya
mundur baik, seperti balok tercermin, dan maju, seperti balok ditransmisikan.
Fakta bahwa sinar insiden yang bengkok atau "ternyata dari jalan
mereka", seperti Newton menaruhnya, disebut refraksi.Memeriksa berkas
dikirimkan atau dibiaskan. Berbicara clasicaly, setiap molekul berenergi pada
antarmuka memancarkan wavelet ke dalam gelas yang memperluas keluar pada kecepatan
c.Ini dapat dibayangkan sebagai menggabungkan menjadi gelombang sekunder yang
kemudian recombines dengan unscattered dari gelombang utama, untuk membentuk
gelombang ditransmisikan bersih.
Sebagaimana telah kita lihat, ini
gelombang transmiited biasanya merambat dengan kecepatan efektif. itu pada
dasarnya seolah-olah atom pada antarmuka tersebar "wavelets lambat"
ke dalam gelas yang menggabungkan untuk membentuk "gelombang
ditransmisikan lambat". Kami akan kembali ke citra ini ketika kita
berbicara tentang Prinsip Huygens. Dalam hal apapun, karena fenomena koperasi
yang dikenal sebagai gelombang elektromagnetik ditransmisikan lebih lambat
daripada gelombang elektromagnetik insiden, muka gelombang yang ditransmisikan
yang dibiaskan, pengungsi (berubah sehubungan dengan muka gelombang insiden.
Muka gelombang "tikungan"
saat mereka menyeberangi perbatasan karena perubahan kecepatan.Persamaan ini
merupakan bagian pertama dari hukum refraksi, juga dikenal sebagai hukum snell
setelah orang yang mengusulkan itu (1621), Snell analisis telah hilang, tapi
account kontemporer mengikuti pengobatan. apa yang ditemukan melalui pengamatan
adalah bahwa lentur dari sinar dapat diukur melalui dan udara yang setara
dengan eq. Kita sekarang tahu bahwa t Inggris ke Harriot thomas telah sampai
pada kesimpulan yang sama sebelum 1601,
tetapi menyimpannya untuk dirinya sendiri.
Pada awalnya indeks bias itu
hanyalah eksperimen ditentukan konstanta ofthe media fisik. Pada saat itu,
pentingnya n sebagai ukuran kecepatan cahaya tampak jelas.,hukum snell telah
terbukti menjadi konsekuensi alami Maxwell teori elektromagnetik. Dimana semua
sudut diukur dari tegak lurus. Sebuah panjang dengan eq, ada pergi pemahaman
bahwa insiden,refrected, dan dibiaskan sinar semua terletak pada bidang kejadian. (Hecht. Eugene, 2002)
Sejauh ini telah
diasumsikan bahwa bias fungsi indeks n kontinu. Kita sekarang harus
mendiskusikan perilaku sinar ketika mereka menyeberangi permukaan yang
memisahkan dua media yang homogen indeks bias yang berbeda. Ini telah
ditunjukkan oleh Sommerfeld dan Runge bahwa perilaku mudah dapat ditentukan oleh
argumen yang sama dengan yang digunakan untuk menurunkan kondisi yang berkaitan
dengan perubahan dalam vektor lapangan di diskontinuitas permukaan.
Ini mengikuti dari persamaan
sebelumnya, pada bagian identitas curl grad ≡ 0, bahwa vektor ns = ndr / ds, disebut
kadang-kadang vektor ray, memenuhi relasi :
Curl ns = 0 (2.1)
Kita
anggap berkas datang dalam Gambar 43-1b adalah gelombang datar, dengan muka
gelombang tegak lurus kepada sinar datang.Berkas yang dipantulkan dan yang
dibiaskan juga digambarkan dengan sinar-sinar.Sudut datang (θ1), sudut refleksi
(θ’) dan sudut refraksi (θ2) diukur dari normal bidang batas ke sinar yang
bersangkutan seperti diperlihatkan pada gambar.Berdasarkan eksperimen,
diperoleh hukum-hukum mengenai refleksi dan refraksi sebagai berikut:
1.Sinar yang direfleksi dan yang direfraksikan terletak
pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan normal bidang batas di
titik datang yaitu bidang.
Seperti sebelumnya, kita ganti T permukaan
diskontinuitas dengan lapisan transisi di seluruh yang E, U, dan n berubah
dengan cepat tetapi terus menerus dari nilai-nilai mereka yang dekat T di satu
sisi nilai-nilai mereka yang dekat T di sisi lain. Selanjutnya kita mengambil elemen
bidang area sisi-sisinya P1Q1 dan P2Q2 paralel dan dengan P1P2 dan Q1Q2 tegak
lurus terhadap T. Jika b menunjukkan unit yang normal ke daerah ini, maka kita
harus dari memulai pada
mengintegrasikan seluruh daerah dan
menerapkan teorema stoke.
Integral kedua diambil sepanjang
batas kurva P1Q1P2Q2. Melanjutkan ke batas sebagai ketinggian δh--0, dengan cara teliti
sama seperti pada derivasi dari sebelumnya. Kita memperoleh:
n12
^(n2s2 – n1n1) = 0 (2.2)
Dimana N12 adalah unit normal
terhadap permukaan batas menunjuk dari pertama ke medium kedua. Menyiratkan bahwa
komponen tangensial dari ns vektor ray adalah:
Kontiniu di seluruh permukaan atau,
berapa jumlahnya untuk hal yang sama, vektor N = N2S2-N1S1 normal ke permukaan.
Biarkan teta1 dan teta2 menjadi sudut yang sinar datang dan sinar dibiaskan membuat dengan N12
normal ke permukaan. Kemudian mengikuti dari itu.
n2 (n12 ^s2)
= n1(n12^s1) (2.3a)
sehingga
: n2 sinÆŸ2 = n1 sinÆŸ1
(2.3b)
Menyiratkan bahwa sinar dibiaskan terletak
pada bidang yang sama dengan sinar datang dan normal ke permukaan (bidang kejadian)
dan menunjukkan bahwa rasio sinus sudut bias ke sinus dari sudut insiden sama
dengan rasio n1 / n2 dari indeks bias. Kedua hasil mengungkapkan hukum pembiasan(hukum
snell ini). Hukum ini telah diturunkan dalam persamaan sebelumnya untuk kasus
khusus gelombang pesawat. Tapi sementara pembahasan sebelumnya terkait
gelombang pesawat sewenang-wenang panjang gelombang jatuh di atas permukaan
pesawat pembiasan, analisis ini berlaku untuk gelombang dan permukaan pembiasan
dari yang lebih umum dari, profided bahwa panjang gelombang yang cukup kecil (lamda0-0).
Kondisi ini berarti, dalam prakteknya, bahwa Raddi dari cuvature dari gelombang
datang dan permukaan batas harus besar dibandingkan dengan panjang gelombang cahaya
insiden (Hardy, Arthur C,1932)
Refleksi dan refraksi sejauh ini
kita baru spektrum elektromagnetik, termasuk cahaya tampak, dalam ruang bebas
tanpa batas. Berikut ini kita akan
membahasnya bila ia dipantulkan oleh permukaan datar, seperti gelas atau
air, dan juga perilakunya ketika melalui bahan-bahan transparan semacam itu.
Seperti akan kita lihat dalam pasal berikut, tanpa pengertian sifat-sifat
tersebut , alat-alat seperti kamera, teleskop, kacamata, mikroskop, dan
sebagainya akan sulit dijelaskan. Sebagaimana adanya yang disebut sebagai
cahaya tampak dalam pasal ini memiliki perluasannya dalam daerah lain spektrum
elektromagnetik. Dalam gambar 43-1a, seberkas cahaya jatuh pada
permukaan air, sebagian di pantulkan oleh permukaan, sebagian lagi dibelokkan
(dibiaskan, direfraksikan) masuk ke dalam air. * Dalam gambar 43-1b, berkas
datang digambarkan dengan sebuah garis lurus, sinar datang, sejajar dengan arah
perambatan. Kita anggap berkas datang dalam Gambar 43-1b adalah gelombang
datar, dengan muka gelombang tegak lurus kepada sinar datang.Berkas yang
dipantulkan dan yang dibiaskan juga digambarkan dengan sinar-sinar.Sudut datang
(θ1), sudut refleksi (θ’) dan sudut refraksi (θ2) diukur dari normal bidang
batas ke sinar yang bersangkutan seperti diperlihatkan pada gambar.Berdasarkan
eksperimen, diperoleh hukum-hukum mengenai refleksi dan refraksi sebagai berikut:
1.Sinar yang direfleksi dan yang direfraksikan terletak
pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan normal bidang batas di
titik datang yaitu bidang.
2.Untuk
refleksi :
=
(2.4)
Untuk
refraksi :
=
(2.5)
Hukum
refleksi telah dikenal oleh Euclides.Hukum refraksi di peroleh secara
eksperimen oleh Willebrod Snell (1591-1626) dan di turun melalui teori
korpuskuler cahaya oleh Rene Descartes (1596-1650). Hukum refraksi ini dikenal
sebagai hukum Snell, atau ( di Perancis) dikenal sebagai hukum Descartes. Kita
dapat menurunkan refleksi dan refraksi ini dari persamaan- persamaan Maxwell,
yang berarti bahwa hukum ini berlaku untuk semua daerah spektrum
elektromagnetik.Gambar 43-4a memperlihatkan susunan percobaan untuk mempelajari
refleksi gelombang mikro oleh suatu lempeng logam yang besar. Adanya berkas refleksi pada sudut yang semestinya
meengukuhkan hukum pemantulan untuk gelombang mikro. Banyak bukti percobaan
yang menunjukkan bahwa persamaan 43-1
dan 43-2 benar-benar menggambarkan perilaku berkas yang direfleksikan data yang
direfraksikan untuk seluruh daerah spektrum elektromagnetik.Telah diketahui
bahwa permukaan pelat baja yang digosok sampai mengkilap akan memantulkan
dengan baik berkas yang datang padanya, tetapi selembar kertas sedikit-banyak
akan menghamburkannya ke segala arah (refraksi baurdiffusse refraction).
Kebanyakan benda-benda tak bercahaya di sekitar kita dapat dilihat karena
refleksi hanya akan terbentuk jika kedalaman ratta-rata dari ketidak teraturan
permukaan pemantul (reflector) jauh lebih kecil dari pada panjang gelombang
cahaya yang datang. Syarat kekasaran permukaan ini memiliki pengertian yang
berlainan untuk daerah spektrum elektromagnetik yang berbeda.
Misalnya
dasar wajan yang terbuat dari besi tuang adalah refraktor yang baikn untuk
gelombang mikro dengan panjang gelombang 0,5 cm, tetapi reflector yang buruk
untuk cahaya tampak ( artinya, kita dapat bercermin untuk bercukur atau
berdandan dengannya ). Syarat kedua bagi adanya berkas refleksi adalah ukuran
rentang reflector harus jauh lebih besar daripada panjang gelombang berkas
datang. Jika seberkas cahaya tampak jatuh pada logam mengkilap berukuran
sebesar uang logam, akan terjadi berkas refleksi, tetapi jika yang datang
adalah gelombang radio, katakanlah dengan λ = 1,0 m, berkas tersebut akan di
hamburkan ke segala arah, tidak ada berkas yang menonjol dalam satu arah
tertentu.
Sinar dari cahaya untuk
menyelidiki aspek yang paling
penting mengenai perambatan cahaya yaitu refraksi. Bila sebuah gelombang cahaya
menumbuk antar muka(intreface) halus yang memisahkan dua material
transparan(material tembus cahaya ) (seperti udara dan kaca atau air dan kaca)
maka pada umumnya sebagian gelombang itu direfleksikan dan sebagian lagi
direfraksikan kedalam material kedua.
Misalnya bila
seseorang berada di dalam restoran itu dapat memandang keluar melalui jendela
dengan pemandangan sama karena cahaya mencapai orang itu dengan refraksi.
Segmen -segmen gelombang bidang yapat
dipersentasikan sebagai paket-paket sinar yang membentuk berkas cahaya. Kita
menjelaskan arah sinar masuk, sinar yang direfleksikan dan sinar yang direfraksikan pada antar muka
yang halus diantara dua material optik sebagai sudut-sudut yang dibuat oleh
sinar-sinar itu dengan normal terhadap permukaan tersebut di titik masuk.
Refleksi pada sudut tertentudari sebuah permukaan yang sangat halus dinamakan
refleksi spekular.
Indeks refraksi(
index refraction) dari sebuah material optik juga dinamakan indeks refraktif
yang dinyatakan dengan n, memainkan peranan penting dalam optikageometrik.
Indeks refraksi itu adalah rasio dari laju cahaya c dalam ruang hampa terhadap
laju cahaya v dalam material itu.
(indeks refraksi) (2.6)
Cahaya selalu berjalan lebih lambat didalam
materialdaripda didalam ruang hampa, sehingga nilai n dalam medium apapun
selain ruang hampa selalu lebih besar daripada satu. Untuk ruang hampa, n = 1.
Karena n adalah rasio dari dua laju,
maka n adalah bilangan murni tanpa satuan. Laju gelombang v berbanding terbalik dengan indeks refraksi n. Semakin
besar indeks refraksi dalam suatu material, semakin lambat laju gelombang dalam
material tersebut. Kajian eksperimental mengenai arah sinar masuk , sinar yang
direfleksikan , dan sinar yang direfraksikan pada antar muka yang halus
diantara dua material optik memunculkan kesimpulan-kesimpulan berikut
Sinar yang masuk,
sinar yang direfleksikan,dan sinar yang direfraksikan dan
normal-terhadap-permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari
ketiga sinar itu tegak lurus terhadap bidang permukaan batas diantar kedua
material tersebut. Kita selalu menggambarkan diagram sehingga sinar masuk ,
sinar yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan berada dalam bidang
diagram.
Sudut refleksi
sama dengan sudut masuk
untuk
semuapanjang gelombang dan untuk setiap
pasangan material.
( hukum refleksi) ( 2.7)
Hubungan ini,bersama-sama dengan pengamatan
bahwa sinar masuk dan sinar yang direfleksikan dan normal, semuanya terletak
pada bidang yang sama, yang dinamakan hukum refleksi(law of reflection). Untuk
cahaya monokromotikdan untuk sepasang material yang diberikan, a dan b, pada
sisi-sisi yang berlawanan dari antar muka itu,
Ini adalah
peristiwa difraksi yang akan kita bahas dalam pasal 46. Syarat bahwa permukaan
harus “halus” dan “besar” berlaku juga bagi terbentuknya
berkas yang akan di refraksikan. Jika kedua persyaratan ini tidak di penuhi ,
maka penggambaran refleksi dan refraksi dalam sinar-sinar, dengan sifta seperti
yang dinyatakan oleh persamaan 43-1 dan 43-2, tidak lagi berlaku.Inilah hubungan yang kita cari.Persamaan ini hanya
berlaku untuk sudut θ yang dipilih sehungga sinar melalui prisma secara
simetrik. Dalam keadaan ini sudut deviasi minimum.
jika
di besarkan atau dikecilkan, sudut deviasinya akan membesar disebut sebagai
deviasi minimum. Suatu teori cahaya tidak akan di terrima jika tidak dapat
menjelaskan hukum-hukum yang sudah mantap. Semakin besar indeks refraksi dalam suatu material, semakin
lambat laju gelombang dalam material tersebut. Semakin besar indeks refraksi
dalam suatu material, semakin lambat laju gelombang dalam material tersebut.
Kajian eksperimental mengenai arah sinar masuk , sinar yang direfleksikan , dan
sinar yang direfraksikan pada antar muka yang halus diantara dua material optik
memunculkan kesimpulan-kesimpulan berikut. Syarat
bahwa permukaan harus “halus” dan “besar” berlaku. (David Halliday,1984)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Refraktometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut.
Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai
dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan
oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim,
2010).Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi
zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu
tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi
indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat
dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6
nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang
digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai
kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart
(Anonim, 2010).Refraktometer
tertentu dapat menentukan konsentrasi gula dengan mengukur bagaimana cahaya
dibiaskan dalam larutan gula. Getah dan sirup sample konsentrasi gula dapat
diukur dengan jenis refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan terlarut misalnya: gula, garam,
protein dan sebagainya. Bila cahaya putih dilewatkan prisma kaca, konsentrasi
bahan terlarut misalnya: gula, garam, protein dan sebagainya. Bila cahaya putih
dilewatkan prisma kaca, warna-warni pelangi akan muncul. Telah dibuktikan bahwa
prisma tidak menambahkan warna pada cahaya putih, tetapi menyebabkan cahaya
dengan warna-warna yang barbeda berbelok
melalui sudut-sudut yang berbeda. Fenomena ini yang disebut dispersi,
melalui sudut-sudut yang berbeda. Fenomena ini yang disebut dispersi, merupakan
karakteristik kaca dan material tembus
cahaya (transparan lainnya). Pengukuran
indeks
bias suatu zat cair berguna bagi penilaian sift dan kemurnian zat
cair,konsentrasi larutan serta kadar persentasi zat yang diekstraksikan kedalamnya.Polarisasi adalah karakteristik semua gelombang
transversal
1.2 Tujuan
Percobaan
1.
Untuk
mengetahui fungsi utama refraktometer abbe
2.
Untuk
mengetahui pentingnya cahaya dalam pada alat dan prinsip kerja refraktometer
abbe
DAFTAR PUSTAKA
Halliday.
D. 1984. “ FISIKA”. Edisi ketiga.Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Hal
: 607-614
Hecht, E. 2002. OPTICS.
New York : Addison Wesley.
Hal : 110-101
Wolf, Max. 1980. “PRINCIPLES OF OPTICS”. Sixth
Edition.
England:
Pergamon Press
Pages. 124 -125
Medan, 11
November 2015
Asisten
Praktikan
(Rusti Irawaty
Simbolon) (Reggy Zurcher)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
3.1.1 Peralatan dan Fungsi
1.
Refraktormeter Abbe :
alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan terlarut
a. Teropong: untuk mengamati indeks
bias dan konsentrasi yang terkandung dalam Refraktometer Abbe.
b. Prisma(kerja
dan pelengkap):
untuk menghamburkan cahaya
1. Prisma
diam : untuk meletakkan sampel
2. Prisma
gerak : untuk mengunci prisma diam
c. Roda
dispersi : untuk mengatur warna yang terkandung dalam larutan,terbagi menjadi
dua warna (warna kecoklatan dan warna orange)
d. Roda
pengontrol : untuk mengontrol skala
2. illuminator : sebagai sumber tegangan AC yang
menghubungkan antara refraktometer Abbe dengan PLN.
3. Bola lampu 8 V 0,15 A (2 buah) : sebagai sumber
cahaya
4. Pipet tetes (7 buah) : untuk memindahkan larutan
kedalam refraktometer Abbe.
5. Tissue kering : untuk membersihkan prisma diam
3.1.2 Bahan dan Fungsi
1. My tea botol berfungsi sebagai bahan
dalam percobaan.
2. Susu
Ultramilk berfungsi sebagai bahan dalam percobaan.
3. Yakult berfungsi sebagai
bahan dalam percobaan.
4. Air Tebu pangkal berfungsi sebagai bahan dalam percobaan.
5. Air Tebu
batang berfungsi sebagai bahan dalam percobaan
6. Air Tebu
pucuk berfungsi sebagai bahan dalam percobaan
7. ABC kacang hijau
berfungsi sebagai bahan dalam percobaan
8. Bear Brand berfungsi
sebagai bahan dalam percobaan
9. Air Mata berfungsi
sebagai bahan dalam percobaan
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Disediakan peralatan dan
sampel yang digunakan dalam praktikum
2.
Dihubungkan Refraktometer
Abbe dengan iluminator menggunakan lampu 8V / 0,15 A
3.
Dibersihkan prisma diam
dengan menggunakan tisu
4.
Dihidupkan iluminator
5.
Diteteskan sampel dengan
menggunakan pipet tetes pada prisma diam
6.
Diamati dan ditentukan
indeks bias dan kosentrasinya dengan menggunakan pembacaan skala
7.
Dicatat hasil pengamatan
dan pengukuran
8.
Diulangi prosedur dari nomor 6 dan 7 untuk percobaan 2 dan 3
dengan menggunakan sampel yang sama.
9.
Dilakukan percobaan dengan
langkah yang sama untuk sampel yang berbeda
10.
Dicatat hasil pengamatan dan pengukuran
11.
Dimatikan lampu Cd
12.
Dibersihkan prisma diam dengan menggunakan tissue
13.
Dikembalikan peralatan ketempat semula
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1. Refraktometer memiliki
fungsi utama yaitu untuk mengetahui nilai indeks bias dengan cepat serta akurat
dengan rentang pengukuran dari1.300 sampai 1.700 seperti juga kandungan gula
pada cairan, dispersi, emulsi, serta zat tembus pandang lainnya. Dengan
menggunakan refraktometer abbe, kita juga dapat menentukan indeks bias dalam
rentang temperatur 0 samapai 70oC.
2. Cahaya adalah bagian yang
terpenting dalam prinsip kerja refraktometer abbe. Pengukurannya didasarkan
atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati
bidang atas antara cairan dan prisma kerja suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas
3.
Prinsip
kerja refraktometer adalah refraksi (pembiasan). Dasar pembiasan adalah
penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, karena
perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi perubahan arah sinar.
5.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya
dapat menggunakan alat sesuaidengan cara kerjanya
2. Sebaiknya praktikan dapat
mengamati indeks bias yang terterapada refraktometer dengan baik.
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya
dapat membawa alat dan bahan yang telah diberikan kepada asisten pada percobaan
ini
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Data
Percobaan
Tabel
Indeks Bias (
)
No
|
Sirup pohon pinang
|
Sirup kurnia
|
Yakult
|
Air
Tebu Pucuk
|
Air
Tebu Tengah
|
Air
Tebu Pangkal
|
1
|
1,351
|
1,422
|
1,351
|
1,328
|
1,329
|
1,34
|
2
|
1,349
|
1,427
|
1,352
|
1,353
|
1,338
|
1,339
|
3
|
1,350
|
1,427
|
1,355
|
1,356
|
1,34
|
1,338
|
Tabel
Konsentrasi (c)
No
|
Sirup pohon pinang
|
Sirup kurnia
|
Yakult
|
Air
Tebu Pucuk
|
Air
Tebu Tengah
|
Air
Tebu Pangkal
|
1
|
12,5
|
51,5
|
12,5
|
15
|
12,5
|
12
|
2
|
11,5
|
53,5
|
13,0
|
13,5
|
11,5
|
11,5
|
3
|
12,4
|
53,5
|
14,0
|
14
|
12
|
11,5
|
Medan, 11 November 2015
Asisten Praktikan
(Rusti Irawaty Simbolon) (Reggy
Zurcher)
tolong di komen jika ini bermanfaat jangan lupa follow :D
BalasHapus