BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa ini pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang ada telah mendorong manusia untuk melangkah lagi ke depan
dengan penuh rasa optimis. Hal tersebut
harus ditunjang pula
dengan sumber daya manusia
dengan pengetahuan,kemampuan dan
kreatifitas yang tinggi. Jika tidak individu tersebut akan makin tenggelamdan
tergerus oleh arus globalisasi.
Seiring dengan tingginya aktivitas teknik
saat ini, menyebabkan kebutuhan akan instrument-instrument baru juga meningkat.
Instrument tersebut dipakai agar aktivitasyang ada dapat memiliki
efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam proses pengerjaanya.Saat ini
upaya-upaya mulai dari inovasi dibidang teknis mekanik ataupun elektriktelah
dilakukan dan dikembangkan untuk mencapai hal tersebut. Namun upaya-upaya yangtelah
dilakukan tersebut masih belum dapat
mencapai titik maksimum dalam aplikasinya. Atas dasar
pemikiran tersebut, sistem
Pneumatik dan Hidraulik
kini mulaidikembangkan. Perkembangan
ini membuat sistem
Pneumatik dan Hidraulik
dapat diaplikasikan keberbagai bentuk. Kini bukan hanya industri
berkapasitas besar, industry kecil pun dapat mengaplikasikan sistem ini. Hal
ini sangat penting karena akan membantu menciptakan atmosfer kompetitif di
bidang teknologi industri.
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara
sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik
yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan
udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik menggunakan cairan
oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan udara inilah yang
berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Elemen-elemen
pneumatik maupun hidraulik telah mengalami perkembangan yang pesat, terutama
dalam proses pemilihan
bahan, manufacturing.
1.2.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pemakaian pneumatic secara konvensional
2. Untuk menegtahui aplikasi dari
Pneumatic di industri
3. Untuk mengetahui sistem kerja Pneumatic
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pneumatik merupakan teori atau
pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan
syarat-syarat keseimbangan. Pneumatik berasal dari kata Yunani “pneuma” yang
berarti “napas” atau “udara”, jadi pneumatic dapat diartikan sebagai: terisi
udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teoritis
atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara
melalui suatu system saluran, selang-selang, gawai (device) dan sebaginya,
tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.
Pneumatik
menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas
dan uap pada adanya gaya – gaya luar(aerostatika), dan teori aliran
(aerodinamika).Suatu pembagian secara garis besar lainnya dari
pelaksanaan-pelaksanaan teknis pneumatic ini membeda-bedakan :
1.Pneumatik gaya,yang berarti
penyerahan daya dan energi mekanik(dalam seluruh bidang teknik mesin):
a.Untuk mesin produksi dan
peralatan pengangkutan
b.Untuk penempatan(silinder atau
alat lainnya, sebagai motor linear atau motor penyetel)
2.Pneumatik kendali dan pengatur ,
ini merupakan teknik pengolahan sinyal atau data yang hamper tidak membutuhkan
tenaga, hal ini terdapatdalam lapangan pengerjaan-pengerjaan cermat dalam
fluida. Dengan sendirinya dalam kedua golongan tersebut juga terdapat
pengecualian-pengecualian, misalnya mesin bor dokter gigi merupakan suatu
hasil-hasil dari pneumatic gaya
Pneumatik dibedakan juga kedalam bidang
menurut tekanan kerjanya, yaitu : bidang tekanan tinggi, tekanan menengah, dan
tekanan rendah
1.Pneumatik dalam bidang tekanan
yang sangat rendah, atau fluida (1,001-1,1 bar) contohnya: Dalam teknik hitung pneumatik
pada pengolahan-pengolahan sinyal dan data pada konstruksi terangkumkan
otomat-otomat hitung diferensiasi.
2.Pneumatik dalam bidang tekanan
yang rendah (1,2 – 2,0 bar )
contohnya: Dalam teknik atur
pneumatic dan pada pengolahan sinyal dan data.
3.Pneumatik dalam bidang tekanan menengah/tekanan
normal (2 – 8 bar), contohnya:
a.untuk menyerahkan (menghasilkan)
kerja gaya atau kerja mekanis
b.dalam pengendalian dan
otomatisasi pneumatic
c.terutama pada pengendalian jarak
pneumatic
4.Pneumatik dalam bidang tekanan
tinggi ( > 8 bar – 15 bar ), contohnya:
Bidang penyimpanan suara mampat atau energy
Persaingan antara alat-alat pneumatic dan alat
hidrolika atau elektrik makin menjadi besar, seringkali sistem pneumatic
diutamakan karena :
a.Paling banyak dipertimbangkan
untuk beberapa mekanisasi.
b.Dapat bertahan lebih baik
terhadap keadaan-keadaan kerja tertentu. Sering kali suatu proses tertentu
dengan cara pneumatic berjalan lebih rapi (efisien)
(
Pengontrol pneumatik yang paling
sederhana dinamakan pengontrol proposional saja, yang ditunjukkan secara
skematik,sinyal keluaran disini hanyalah sinyal error yang dikalikan dengan
satu gain : OP =
K X error
= K
X ( SP – PV )……………………………………(1.1)
Perbandingan pengontrol dengan
transmitter keseimbangan gaya mununjukkan bahwa pengukuran tekanan diferensial
( P1 – P2 ) melakukan fungsi yang sama dengan pengurangan error ( SP – PV ) .
Jadi kita dapat membuat sebuah pengontrol proposional sederhana saja dengan
sirkuit pneumatic dan dapat diatur dengan menggerakkan posisi poros. Keluaran
pengontrol proposional adala K X error , sehingga untuk mendapatkan sinyal
keluaran, sebuah sinyal error harus ada. Error ini yang dinamakan offset,
biasanya kecil dan dapat dikurangi dengan menggunakan gain yang besar. Namun, dalam
banyak aplikasi, gain yang terlampau besar menyebabkan system menjadi tidak
stabil.
Dalam keadaan
ini dilakukan modifikasi pada pengontrol dasar. Suatu integral waktu dari error
ditambahkan dengan menghasilkan :
OP =
K [ error 1/Ti ∫ error dt ]…………………………….(1.2)
Pengontrol yang mengikuti persamaan
7.2 dinamakan pengontrol proposional integral ( P + I ), yang diilustrasikan
pada konstanta Ti, yang dinamakan waktu integral, diatur oleh pemakai.
Seringkali pengaturan dinyatakan dalam 1/Ti keluaran pengontrol merangkak naik
atau turun ke suatu laju yang ditentukan oleh Ti. Hanya bila tak terjadi
error-lah maka pengontrol keluaran konstan. Pengikutsertaan suku integral dalam
persamaan 7.2 menggantikan error offset.Sebuah pengontrol pneumatic P + I dapat
dikonstruksikan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Bellow integral melawan
aksi dari bellow umpan balik, dengan laju perubahan tekanan dibatasi oleh katup
pengatur Ti. Pengontrol menyeimbangkan dengan tepat celah nosel flapper untuk
menghasilkan error nol, dengan PV = SP dan menyamakan gaya-gaya dari bellow
umpan balik, dengan laju perubahan tekanan dibatasi oleh katup pengatur Ti. Dan
menyamakan gaya-gaya dari bellow integral dan bellow umpan balik. Suatu variasi
pengontrol lebih lanjut, yang dinamakan pengontrol tiga suku atau P+I+D,
menggunakan persamaan . Dengan
Td adalah kontrol yang dapat
disesuaikan oleh pemakai,dan dinamakan waktu derivative. Penambahan suku
derivative membuat keluaran control berubah cepat bila SP atau PV berubah
secara cepat, dan dapat juga berfungsi untuk membuat system lebih stabil.
Kontrol tiga
suku pneumatic dapat diperoleh dengan susunan gambar dimana aksi dari bellow
umpan balik telah ditunda.Ketiga suku yang dapat disesuaikan pemakai dalam
diset oleh titik poros batang dan dua katup pengeluaran untuk menghasilkan
respon instalasi yang terbaik. Bagaimanapun, kontrol-kontrol ini berinteraksi
sampai suatu taraf tertentu suatu kelemahan yang tidak dimiliki oleh pengontrol
elektronik. Dalam kebanyakan skema
control proses pneumatic, actuator terakhir mengontrol aliran fluida.
Contoh tipikal nya adalah aliran cairan untuk mengontrol komposisi kimiawi dan
mengontrol level,aliran bahan bakar untuk mengontrol komposisi kimiawi dan
mengontrol level tekanan. Dalam kebanyakan kasus, peralatan control sebenarnya
adalah katup control yang diaktifkan secara pneumatic.
Bahkan dengan
skema control proses yang seluruhnya elektronik atau berbasis computer,
kebanyakan katup dioperasikan secara pneumatic. Walaupun tersedia akuator yang
dioperasikan secara elektrik, peralatan pneumatic cenderung lebih murah,lebih
mudah dirawat dan mempunyai mode kegagalan yang inheren dan dpat
diprediksi.Pembahasan yang diawali tentang cara mengontrol aliran fluida sangat
bermanfaat.Mungkin,penting untuk dicatat bahwa peralatan-peralatan ini memberi
control proposional penuh pada aliran fluida dan tidak sekedar mengontrol
apakah fluida mengalir atau tidak.
Semua katup
bekerja dengan meletakkan suatu variable pembatas pada jalur aliran. Ada tiga
tipe dasar katup control aliran,dari semua tipe ini,sumbat atau katup bulat
mungkin adalah yang paling umum. Katup ini mengontrol aliran dengan mengubah
posisi sumbat vertical, yang mengubah ukuran lubang antara sumbat yang dipotong
dan ddudukan katup. Biasanya sumbat diarahkan dan dibatasi dari gerakkan arah
sisi oleh sebuah sangkar, yang demi kemudahan tidak ditunjukkan. Karakteristik
katup menentukan bagaimana bukaan katup mengontrol aliran. Karakteristik katup
bulatapat ditentukan terlebih dahulu secara tepat dengan memotong sumbat dengan
mesin. Karakteristik ini dispesifikasikan untuk penurunan tekanan konstan di
katup.
(Parr , 2003 )
Pneumatic adalah katup yang digerakkan oleh energi
listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang
berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus AC maupun
DC, solenoid valve pneumatic atau katup ( valve ) solenoida mempunyai lubang
keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan, berfungsi sebagai
terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply ( service unit ),
sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin
keluar yang dihubungkanpneumatic, dan lubang exhaust berfungsi sebagai saluran
untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau
pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.
Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen
bahwa, sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan
tekanan yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan. Yaitu, V= 1/P . Dimana P adalah tekanan absolute (bukan “ tekanan
ukur “ ) . Sebagai contoh, jika tekanan pada gas digandakan, volume diperkecil
sampai setengah nilai awalnya. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Boyle .
Robert Boyle, yang pertama kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri.
Hukum Boyle juga dapat dituliskan PV = konstan,
artinya, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan
berubah, variabel yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan. Temperatur juga mempengaruhi
volume gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V dan T tidak di temukan sampai
satu abad setelah karya Boyle.
Jacques Charles ( 1746 – 1823 ) dari Prancis menemukan
bahwa ketika tekanan tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan, volume gas
bertambah terhadap temperature dengan kecepatan yang hamper konstan. Bagaimana
pun, semua gas mencair pada temperature rendah. Contoh, oksigen mencair pada
-1830C.Nol mutlak merupakan dasar untuk skala temperatur yang
dikenal dengan nama skala mutlak atau Kelvin, dan digunakan secara luas pada
bidang sains. Pada skala ini temperatur dinyatakan sebagai derajat Kelvin atau,
lebih mudahnya, hanya sebagai Kelvin ( K ) tanpa derajar. Selang antar derajat
sama seperti pada skala Celsius, tetapi nol untuk skala ini ( 0 K ) dipilih
sebagai nol mutlak itu sendiri.
Hokum Boyle, Charles , dan Gay-Lussac sebenarnya bukan
merupakan hokum dalam pengertian seperti pada saat ini ( validitas yang tepat ,
dengan jangkauan yang dalam dan luas ). Hukum-hukum ini sebenarnya hanya
merupakan pendekatan yang akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa
jenis ( kerapatan ) gas tidak terlalu tinggi, dan gas tidak mendekati
kondensasi. Bagaimana pun, istilah hukum untuk ketiga hubungan ini lebih
bersifat tradisional, sehingga kita tetap memakainya sekarang.
Perbandingan ini dapat dibuat menjadi persamaan dengan
memasukkan konstan perbandingan. Penelitian menunjukkan bahwa konstanta ini
memiliki nilai yang berbeda untuk gas yang berbeda. Bagaimanapun, konstanta
pembandingan tersebut ternyata sama untuk semua gas jika, kita tidak
menggunakan massa m, melainkan kita gunakan angka mol. Satu mol didefinisikan
sebagai jumlah zat yang berisi atom atau molekul sebanyak yang ada.
Ringkasnya, peralatan senapan
electron menghasilkan suatu berkas electron sempit dan terfokus secara tajam
yang meninggalkan senapan pada kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak menuju
layar fluoresensi. Pada waktu
membentur layar, energy kinetik dari electron-elektron berkecepatan tinggi diubah
menjadi pancaran cahaya, dan berkas menghasilkan suatu bintik cahaya kecil pada
layar CRT. Dalam perjalanannya menuju layar, berkas electron tersebut lewat
diantara dua pasang pelat defleksi elektrostatik sebagai susunan pelat
defleksi.
Dalam sekema CRT electron-elektron
dipancarkan dari sebuah katoda termionik yang dipanaskan secara tidak langsung.
Katoda ini secara keseluruhan dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur (control
grid) yang terdiri dari sebuah silinder nikel dengan lobang kecil ditengahnya,
satu sumbu (koaksial) dengan sumbu tabung (silinder). Electron-elektron yang
mengatur agar lewat melalui lobang kecil didalam kisi tersebut secara bersama-sama membentuk
yang disebut arus berkas (beam current).
Elektron-elektron yang dipancarkan
oleh katoda yang lewat melalui lubang kecil di dalam kisi pengatur, dipercepat
oleh potensial positif tinggi yang dihubungkan ke kedua anoda pemercepat
(accelerating anodes). Kedua anoda ini dipisahkan oleh sebuah anoda pemusat
(focusing anode) yang melengkapi suatu metoda guna memusatkan electron ke dalam
berkas terbatas yang sempit dann tajam. Kedua anoda pemercepat anoda pemusat
ini juga berbentuk silinder dengan lobang-lobang kecil di tengah-tengah
masing-masing.komponen- komponen yang digunakan untuk mendapatkan udara mampat
antara lain, kompresor sebagai penghasil udara mampat, tangki udara sebagai
penyimpan udara. Bila berkas electron membentur layar CRT, dihasilkan sebuah
bintik cahaya. Bahan layar di bagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini
adalah fosfor. Intensitas cahaya yang dipancarkan dari CRT disebut luminansi
(luminance) dan bergantung beberapa faktor. Yang pertama adalah intensitas
cahaya dikontrol oleh jumlah electron pembombardir yang membentur layar setiap
sekon. Jika yang disebut arus berkas ini diperbesar atau arus berkas dengan
jumlah yang sama dipusatkan didalam sebuah daerah yang lebih kecil dengan
mengurangi ukuran bintik, maka luminansi akan bertambah.
Robert Boyle, yang pertama
kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri. Hukum Boyle juga dapat
dituliskan PV = konstan . Artinya,
pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan berubah,
variabel yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan. Temperatur
juga mempengaruhi volume gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V dan T tidak
di temukan sampai satu abad setelah karya Boyle. Jacques Charles ( 1746 – 1823
) dari Prancis menemukan bahwa ketika tekanan tidak terlalu tinggi dan dijaga
konstan, volume gas bertambah terhadap temperature dengan kecepatan yang hamper
konstan. Bagaimana pun, semgas mencair pada temperature rendah. (Stewart ,
1976 )
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan dan Bahan
3.1.1.
Peralatan dan Fungsi
1. Air Compressor
Fungsi : Sebagai
penghasil udara bertekanan
2. Solenoid valve
Fungsi : Sebagai
katup yang digerakkan oleh energy listrik,mempunyai kumparan sebagai
penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan
oleh arus AC maupun DC
3. Regulator
Fungsi : Sebagai
komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke system
4. Double acting cylinder
Fungsi : Silinder batang ganda memberikan gaya yang
sama dan kecepatan dalam kedua arah
5. Shut off valve
Fungsi : Sebagai
katup untuk membuka/menutup udara bertekanan dari compressor
6. Pneumatic distributor
Fungsi : Sebagai
pendistribusi udara bertekanan pada pneumatic trainer
7. Saklar/switch utama
Fungsi : Sebagai
saklar dari tegangan masuk PLN
8. Power supply
Fungsi : Sebagai
sumbr tegangan DC sebesar 24 V
9. Switch module for emergency
Fungsi : Sebagai
saklar pengaman jika terjadi kesalahan aatau gangguan pada saat alat dijalankan
10.Relay
module
Fungsi : Sebagai saklar
elektronik pada rangkaian
11.Buzzer
and lamp module
Fungsi : Sebagai Indikator
12.Switch
module
Fungsi : Sebagai tombol/push
button untuk menjalankan mesin trainer
13.
Digital counter module
Fungsi : Sebagai modul
penghitung alat bekerja
14.
Digital timer module
Fungsi : Sebagai modul waktu kerja
15.
Kabel/connector
Fungsi : Sebagai penghubung antara alat atau komponen
pneumatic.
3.2. Prosedur Percobaan
1. Disiapkan peralatan dan komponen
2. Dihubungkan peralatan menggunakan connector (kabel)
yang telah tersedia dengan memperhatikan circuit diagram pada buku penuntun.
3. Dihubungkan air compressor ke pneumatic distributor
(A1). Kemudia A2 dihubungkan ke distributor 2x3 dan hubungkan distributor ke
solenoid valve 5/2
4. Dihubungkan antar modul komponen dari blok power
supply, switch module for emergency, relay-relay module, buzzer and lamp modul,
switch module, digital counter module, dan digital timer module yang
masing-masing dihubungkan positif (+) maupun negative (-)
5. Dihubungkan pada blok pertama relay kesumber tegangan
24 V (+) dan dihubungkan negatifnya ke ground
6. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 5/2 dan dihubungkan
negative solenoid valve ke ground relay
7. Dihubungkan pada blok kedua relay kesumber tegangan 24
V (+) dan dihubungkan negatifnya ke ground
8. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 3/2 dan
dihubungkan negative solenoid valve ke ground relay
9. Dihubungkan solenoid valve 5/2 ke double acting
cylinder pneumatic pada portnya.
10. Diperiksa hubungan kabel apakah sudah terhubung dengan
baik dan sesuai dengan rangkaian.
11. Dihidupkan saklar pada switch utama dan power supply
12. Dihidupkan system dengan menekan tombol ON pada switch
module
13. Diamati pergerakan yang terjadi. Jika terjadi gangguan
atau kesalahan maka putar switch module for emergency
14. Dikembalikan peralatan ke tempatnya jika telah
selesai.
3.3. Skema Percobaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1.
Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab
:
2.
Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab
: - sebagai sumber angin untuk mengeraskan ban
- sebagai alat untuk pemotong kayu
dengan mengganti beban yang lebih keras
- sebagai penerangan material
adalah pencekaman benda
3.
Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik
di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
Blaise
Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap
besar adalah:
Rumus :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. pemakaian pneumatic
secara konvensional yaitu, dimana udara disedot oleh kompresor dan di simpan
pada reservoir air ( tabung udara ) hingga mencapai tekanan kira – kira sekitar
6 – 9 bar. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dan pneumatic
dengan pertama kali harus melewati air daya ( pengering udara ) untuk
menghilangkan kandungan air pada udara, dan dilanjutkan menuju ke katub udara,
regulator,, solenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. Gerakan air cylinder
ini tergantung dari solenoid.
2. aplikasi pneumatic di bidang
industri yang menggunakan pneumatic dalam hal penerangan material adalah
pencekaman benda, penggeseran benda kerja, pengaturan posisi benda kerja,
pengaturan arah benda kerja.
3. sistem kerja pneumatic
sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya, jika
pneumatic menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatic udara
inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja
inilah yang nantinya mengubah tenaga / tekanan mekanika ( gerak maju mundur
pada cylinder ).
5.2. Saran
1. sebaiknya praktikan
selanjutnya lebih menguasai langkah – langkah percobaan dan materi yang
diberikan.
2. sebaiknya praktikan
selanjutnya tidak tergesa –gesa dalam mengambil data saat praktikum.
3. sebaiknya praktikum
selanjutnya lebih disiplin dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Krist,T. 1993.
DASAR-DASAR PNEUMATIK. Jakarta. Erlangga.
Halaman : 2 – 3
Parr,A. 2003.
HIDROLIKA DAN PNEUMATIKA. Edisi kedua. Jakarta. Erlangga.
Halaman : 185 – 193
Stewart,H. 1976.
PNEUMATICS AND HYDRAULIK. Third Edition. United States.
Pages : 13 – 19
Medan , 30 September 2015
Asisten
Praktikan
( Jekson Siahaan )
( Reggy Zurcher )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1.
Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab
:
2.
Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab
: - penggeseran benda kerja
- pengaturan arah benda kerja
- sebagai penerangan material
adalah pencekaman benda
3.
Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik
di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
Blaise
Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap
besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1.
Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab
:
2.
Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab
: - sebagai alat untuk pemotong kayu dengan mengganti beban yang lebih keras
- pengaturan arah benda kerja
- sebagai penerangan material
adalah pencekaman benda
3.
Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik
di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
Blaise
Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap
besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1.
Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab
:
2.
Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab
: - sebagai alat untuk pemotong kayu dengan mengganti beban yang lebih keras
- pengaturan arah benda kerja
- penggeseran benda kerja
3.
Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di
dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
Blaise
Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap
besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1.
Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab
:
2.
Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab
: - Hal penerangan material adalah pencekaman benda
- pengaturan arah benda kerja
- penggeseran benda kerja
3.
Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah
sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik
di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
Blaise
Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap
besar adalah:
Rumus :
Komentar
Posting Komentar